‘SAVING’ DOA, MENUNTUN ANAK-ANAK KITA
“Siapa yang ingin doanya dikabulkan
Allah Swt dalam bahaya dan kesusahan, hendaklah ia banyak berdoa dalam waktu lapang” (HR Turmudzi). Hadist yang disampaikan oleh Rasululah tersebut
mengajak kita untuk perbayak permohonan pada Allah, perbanyak harapan dan
keinginan terhadap anak kita, meskipun saat ini anak kita belum membutuhkannya.
Ketika anak masih usia balita tapi kita sudah rajin berdoa untuk masa depan
anak , agar ia menjadi ‘qurra ‘a’yun’ penyejuk mata kita dan kelak menjadi
pemimpin bagi orang mukmin, “Rabbana hablana min azwajina wazurriyyatian
qurrata a’yun, waj ‘alna lilmuttaqiina imama, Ya Tuhan kami anugerahkanlah pada
kami dari istri (suami) dan anak-anak kami menjadi penyejuk mata kami, dan
jadikanlah kami (istri/suami dan anak anak) menjadi pemimpin bagi orang-orang
yang beriman”.
Berharap agar anak kita selalu bersama dengan
komunitas yang baik bahkan dia menjadi pemimpin dalam komunitas dimana ia
berada. kepemimpinan yang akan membawa pengaruh kebaikan yang lebih besar,
mewarnai komunitasnya dengan kebaikan-kebaikan yang telah dibingkai oleh
orangtuanya semenjak kecil melalui tangan orang tua sendiri atau orang-orang
yang mencinta anak-anak kita. Berharap agar anak bisa menjadi cahaya bagi
orang-orang yang berada di sekelilingnya. Bagaimana Nabi Sulaiman menggunakan
kekuasaannya untuk berdakwah pada orang di sekelilingnya bahkan pada Ratu Saba
yang nun jauh di sana. Doa orang tua dan dirinya sendiri telah menuntun Sulaiman As menjadi penguasa
yang tidak ada tandingannya, semua makhluk ditundukkan Allah untuknya demi
melaksakan niat sucinya untuk menebar kebaikan pada sekelilingnya, inilah doa
itu: “Ya Tuhan Kami ampunilah aku dan anugerahkanlah padaku kerajaan yang tidak
dipunyai oleh seseorangpun sesudahku” (Qs. As-Shaad ayat 35). Nabi Daud yang
Allah berikan kekuatan dengan baju besi pun mampu dikalahkan oleh nabi
Sulaiman. Orang tua dan anak senantiasa bersama –sama meminta Pada Allah,
karena itu orang tua pun harus menggiring anak agar senatiasa memanjatkan doa
buat dirinya untuk masa depannya. Seperti halnya yang dilakukan oleh Nabi
Sulaiman tersebut.
Harapan Besar Doa Akan Dikabulkan
Doa yang dipanjatkan ibu/ayah boleh
jadi beberapa tahun kedepan baru terwujud, tapi sang ibu/ayah sealalu
melantunkan doa tersebut usai sholat atau ketika melihat sang anak dalam
pangkuannya. Doanya begitu penuh harap sampai meneteskan air mata bahkan air
mata itu mengena sang anak yang dalam pangkuannya, setelah berdoa dipeluknya
sang anak dengan penuh harap pada sang penganugerah anak tersebut hidup. Pasti sang
khaliq akan mengabulkan setiap doa hambanya yang di lantunkan dengan penuh
harap, dengan keihlasan dan ketundukan di hadapan Sang Pengabul doa. Sebagiman
rasul bersabda: “jika salah seorang di antara kamu berdoa maka hendaklah ia
menunjukkan besarnya keinginan buat memperolehnya, karena tidak ada satupun
yang dianggap besar oleh Allah SWT” diriwayatkan oleh Abu úwanah dan Ibnu
Hibban.
Anugerah cinta suci sang ibu pada
anak, akan menjadikan sang ibu selalu berharap kebaikan yang banyak bagi
anaknya, sekarang dan di masa yang akan datang, ketika dia masih hidup atau
sudah meninggalkan dunia ini, di dunia dan di akhirat.apa yang akan terjadi
pada anaknya di masa yang akan datang tidaklah ada yang mengetahuinya, itu
adalah rahasia Sang Pencipta. Pantaskah kalau begitu kita memperbanyak ‘saving
doa’ atau simpanan doa untuk anak-anak kita? Anak adalah amanah yaitu
titipan Allah pada kita, sewaktu-waktu dia bisa lepas dari tangan kita, bahkan
tidak akan bisa kembali lagi karena ia kembali pada pemiliknya. Akankah kita
mampu menghalangi nya ketka dia mengambinya dari tangan kita? Atau mapukah sang
anak menghalangi ibu/ayahnya ketika dia akan pergi selama-lamanya? Keterbatasan-keterbatasan
yang kita miliki inilah yang memotivasi kita untuk senantiasa mendoakan
anak-anak kita, juga sebaliknya anak pada orang tuanya. Anak yang sholeh
senantiasa mendoakan orang tua nya seaklipun orang tuanya sudah tidak
bersamanya,”Ya Allah ampunilah dosa/kesalahan orang tuaku dan kasihanilah
keduanya sebagimana ia telah mengasihaniku di waktu kecil”.
Saving Doa Orang Tua Menjaga Harta Untuk Anak Kita
Kisah nyata yang dipaparkan Allah SWT
dalam al-Quran pada surat Al-Kahfi ayat 77, yaitu Allah mencukupkan dan menjaga
harta orang tua yang sholeh buat anak –anak mereka sekalipun ia telah
meninggalkan dunia ini. Dalam surah Al-Kahfi tersebut Syuaib memerintahkan Musa
untuk membangun tembok rumah yang telah mulai roboh itu, sekalipun Musa AS
bingung karena penduduk kampung tempat mereka singgahitu, sangat tidak
bersahabat dengan mereka tapi tetap Ia mengerjakan perintah guru itu,karena ia
telah berjanji akan setia dengan gurunya. Musa protes dengan mengatakan “Jika
Engkau mau, maka Engkau dapat meminta imbalan untuk itu”. Keraguan Musa
tersebut ternyata di jawab oleh Khaidir dalam perpisahan mereka : “dan adapun dinding
rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan
harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang sholeh, maka TuhanMu
menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya,
sebagai rahmat dari TuhanMu. Apa yang ku perbuat buka atas kemauanku sendiri. Itulah
keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya” (QS. 18:
82).
Hidayah ini milik Allah diberikan
kepada siapa saja yang Dia kehendaki, harta anak yatim yang ditinggalkan orang
tuanya itu di jaga oleh Allah dengan menggerakkan hati sang Khaidir untuk
kembali membangun rumah yang telah mulai robah tersebut, karena di dalamnya ada
harta yang diperuntukkan orang tuanya
buat anak mereka. Doa dan dari orang tua yang shaleh tersebut terkabulkan
sekalipun dia sudah meninggalkan dunia ini, Maha Kuasa Allah SWT sang
Pemelihara itu. Semua doa orang tua pada anak itu di dengarkan oleh Allah swt,
dan Allah akan mengabulkan doa tersebut saat anak membutuhkan nya, baik itu
kebutuhan lahir atau batinnya sebagimana yang di harapkan para orang tua dalam
doa-doa mereka.
image via kutipanislam.wordpress.com |
Saving Doa Akan Menjaga Anak Dalam Ketaatan
Doa Nabi Ibrahim pada anak turunannya agar mereka senantiasa tunduk dalam
ketaatan, selalu melaksakan sholat dikabulkan Allah sekalipun Ibrahim telah
meninggalkan dunia ini, lantunan doa Ibrahim As ini di rekam oleh Allah SWT
dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim: 40 ‘rabijalni muqiimasshalati, waminzurriyyati,
rabbana wataqabbal dua” Jadikanlah aku dan dan turunanku menegakkan sholat,
wahai Tuhan yang mengabulkan doa.
Doa Nabi Ibrahim tersebut telah menjadikan anak
turunannya sampai hari ini ingin selalu dapat melaksakan sholat bahkan ditempat
Ia dan anaknya Ismail membangun Ka’bah yaitu di kota Mekkah, berduyun duyun
pengikutnya berdatangan setiap musim Haji dan diluar musim haji. Kebingungan pemerintah
Indonesia mengelola keinginan anak turunn Ibrahim ini, menjadikan pemerintah
harus membuat no antrian saampai dengan 20 tahun kedepan baru boleh berangkat
ke kota Mekkah itu. Maha Suci Allah yang senantiasa mendengarkan doa hambanya
itu.
Saving Doa Orang Tua Menjaga Anak dari Berbagai Kejahatan
Saving doa kita pun pada anak-anak
kita akan menjaga anak-anak kita dari kejahatan yang ada di sekeliling mereka,
yang bentuk kejahatan itu bermacam-macam bentuknya, karena rekayasa kejahatan itu
terus berlangsung sepanjang masa. Nabi Luth yang telah dilanda ujian besar
dimana pengikutnya melakukan kejahatan homoseksual, sekalipun beliau sudah
mengingatkannya,tetap saja mereka keranjingan melakukan hubungan sejenis itu. Beliau
bahkan tidak mampu membendung anak istrinya untuk melakukan perbuatan tercela
tersebut, tapi Nabi Luth terus meminta Pada Allah dengan penuh iba pada sang
Khaliq dengan lantuanan doanya pada Surat As-Syuara ayat 169: “Ya Tuhan kami,
selamatkanlah diriku beserta keluargaku dari (akibat) yang mereka kerjakan”.
Sedemikian dahsyatnya kejahatan
homoseksual itu sehingga keluarga Sang Nabi pun tertularkan penyakit nista ini,
dahsyat sekali kejahatan ini. Kalau bukan karena rahmat Allah maka tiadalah
mampu kita mencegahnya. Nabi Luth diberikan keselamatan oleh Allah, namun
keluarganya tidak. Oleh karena itu senantiasalah kita tawakkal dan pasrah pada
Allah dalam kita memanjatkan Doa itu. Allah berhak mengabulkan dan menolak doa
itu. Nabi Nuh As pun tidak bisa memberi hidayah pada anak istrinya, mereka
tidak mau ikut bersama nuh sekalipunn air bah telah ada di hadapan anak
istrinya, mereka tetap tidak yakin dengan ayahnya bahwa ia seorang Nabi, tetap
tidak mau istrinya beriman pada Allah SWT. Nyaris sekali padahal hidayah itu
sudah di hadapan matanya. Hal ini mengingatkan kita bahwa tidaklah boleh ada
kesombongan sedikitpun dalam hati kita ketika melihat doa kita diperkenankan
oleh Allah Swt. Karena sesungguhnya anak kita adalah amanahNya.
Kejahatan telah menyerbu anak-anak
kita, mereka selalu berada di sekitar anak-anak kita, kejahatan itu bisa setiap
saat menimpa anak kita, lihatlah betapa kejahatan seksual yang menimpa
Yuyun, kejahatan narkoba yang direkayasa dengan bungkusan permen, sehingga tanpa
sadar anak kita kecanduan narkoba itu, kejahatan pornografi dan pornoaksi oleh
mediaonline yang ditayangkan lewat games online yang dimainkan oleh anak-anak
dilingkungan kita berada. Kejahatan itu akan menular pada anak anak lain
manakala tidak ada antisipasi dan doa dari para orang tua yang sadar akan
bahaya itu.
Tidak Hanya Sekedar Doa
Apapun harapan orang tua pada anak,
Allah itu tahu. Allah tidak tidur dan tidak pula mengantuk, Allah melihat
setiap gerak gerik kita dalam mendidik dan mengarahkan anak kita, sudahkan kita
mengarahkan anak kita sesuai dengan harapan kita dalam doa kita? Usaha orang
tua haruslah optimal, tidak cukup dengan doa saja. Allah tidak akan merubah
nasib hambanya sebelum hamba itu berusaha megubah nasib dirinya sendiri. Anak yang
telah terlanjur bergelimang dengan kemaksiatan dan kejahatan aka mampu kembali
pada kebenaran manakala ada sikap-sikap positif dari orang tua yang menggiring
anak itu untuk meninggalkan kejahatan itu. Menghidupkan dialok dengan anak,
sehingga kita tahu mengapa anak melakukan kejahatan tersebut, orang tuapun tahu
sikap apa yang harus segera dilakukannya demi menghindari anak dari terus
melakukan kejahatan tersebut. orang tua berusaha menjadi teman bagi anaknya. Berusaha
dekat dengan anak dan senantiasa dekat dengan Allah sehingga doa itu selalu
megalir untuk putra putri kita.
Semoga doa kita selalu di ijabahi oleh Allah Swt, tidak berbatas oleh waktu dan tempat, dan semoga kita selalu dicurahi kesabaran ketika doa itu belum dikabulkan Allah Swt, karena Allah Maha Tahu kebaikan apa yang harus diberikan pada anak-anak kita. wallahu aklam bissawab.
by. Dr.Khasanah, M.Pd
Dosen Pasca Sarjana UIA Jakarta
pengurus PP Salimah
pengurus Kongres Wanita Indonesia (KOWANI)
0 komentar: